Studi Kasus

Qasir Hadirkan Modal Pendukung Pedagang Mempertahankan Usaha

18 Sep 2019, Ditulis oleh Kezia Sabrina

Qasir Hadirkan Modal Pendukung Pedagang Mempertahankan Usaha

Coba ingat-ingat, di sepanjang perjalanan dari rumah menuju tempat beraktivitas, ada berapa banyak warung kelontong yang kamu lewati? Puluhan, belasan, atau bahkan ratusan? Meski belakangan ini toko-toko swalayan tumbuh cepat seakan mengalahkan jamur di musim hujan, nyatanya minat mereka yang mencoba peruntungan dengan membuka toko kelontong pun tidak pernah berkurang. Bukan hanya di kampung-kampung, di kompleks perumahan, bahkan di pinggir jalan besar pun kerap kita temui toko kelontong, mulai dari warung kecil hingga agen besar penyuplai barang ke warung-warung. 

Riset Euromonitor International 2018 yang diulas dalam Databoks menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina masih suka berbelanja di toko kelontong, dengan 92% di antara keseluruhan transaksi pasar ritel merupakan transaksi toko kelontong. Meski menarik minat yang amat besar, tidak semua warung kelontong mampu bertahan. Belum tentu mereka kalah saing dengan toko besar dan swalayan, namun bisa jadi disebabkan oleh manajemen usaha yang kurang rapi atau juga adanya masalah permodalan.

Masalah manajemen usaha ini mampu diatasi oleh Qasir yang telah menyediakan solusi berupa aplikasi kasir atau point of sales gratis, tidak berbayar. Aplikasi ini telah diunduh oleh lebih dari 100.000 pengguna di seluruh Indonesia. Dengan aplikasi ini, para wirausahawan, mulai dari usaha mikro, usaha kecil, hingga usaha menengah sekalipun bisa mulai menerapkan pencatatan usaha yang rapi.

Mengapa pencatatan usaha ini begitu penting?

Satu konsekuensi yang pasti akibat pencatatan usaha yang tidak rapi adalah para pemilik toko kelontong jadi tidak bisa membedakan antara keuangan pribadi, dana modal untuk kembali diputar, dan juga hasil keuntungan. Bahkan, tidak sedikit dari pelaku usaha yang terbiasa menggunakan uang modal untuk keperluan pribadi. Begitu juga sebaliknya melalui pemakaian dana pribadi untuk menambal kerugian usaha. Untuk mengembangkan usaha, pelaku usaha sebenarnya bisa memanfaatkan berbagai fasilitas pembiayaan yang tersedia. Meski begitu, bagaimana para pelaku usaha bisa meyakinkan lembaga pembiayaan jika pencatatan usaha saja tidak rapi?

Pelaku usaha perlu memahami pola pikir lain dan melihat dari perspektif lembaga pembiayaan. Memberikan dana untuk pembiayaan usaha berarti memberikan kepercayaan yang besar, sehingga pelaku usaha perlu untuk menunjukkan bahwa dirinya mampu mengemban tanggung jawab tersebut dengan baik. Ya, bisnis akan mengalami pasang surut dalam perjalanannya, namun bagaimanapun juga, lembaga pembiayaan, perbankan maupun non-perbankan, akan selalu membutuhkan catatan usaha yang rapi sebagai bahan pertimbangan krusial dalam pembiayaan. Lembaga pembiayaan harus membuat keputusan secara teliti agar mampu menjamin pembayaran kembali atas dana yang dipinjamkan. Mau tidak mau, catatan rapi perlu menjadi prioritas para pelaku usaha jika memang menginginkan modal atau pembiayaan yang lebih besar.

Apakah pencatatan usaha yang rapi ini menjadi sebuah keharusan? 

Segala keputusan usaha kembali lagi kepada pribadi setiap pemiliknya, namun tidak terlepas dari konsekuensi masing-masing. Catatan yang rapi akan jauh mempermudah urusan permohonan modal. Begitu pula sebaliknya. Meski begitu, menerapkan sistem dan kebiasaan ini tidak semudah dikatakan.

Untuk itulah Qasir menawarkan solusi kedua, yaitu solusi pembiayaan. Pembiayaan yang Qasir hadirikan ini bukanlah pemberian kredit berupa uang cash atau dana segar, namun dalam bentuk barang grosir yang memang biasa dibeli oleh merchant (usahawan pengguna aplikasi) untuk tokonya. Fasilitas ini dinamakan fasilitas pembayaran tempo.

“Data yang kita miliki bisa digunakan company lain, tapi hanya untuk kepentingan merchant kita. Contohnya partner fintech kita. Dari 100.000 user kita, mereka bisa tahu ada berapa yang layak mendapat pendanaan. Mereka tidak perlu menghimpun data lagi, karena Qasir sudah punya itu semua. Bahkan, kita juga punya data yang bank tidak punya, karena memang kebanyakan pelaku bisnis di Indonesia tidak punya rekening bank,” tutur Michael Liem, CEO Qasir.

Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 30 merchant yang menerima fasilitas pembiayaan ini, sedangkan total pembiayaan yang sudah diberikan sudah berjumlah lebih dari Rp80.000.000,00. Untuk mendapatkan fasilitas ini, merchant Qasir hanya perlu memiliki riwayat belanja minimal tiga kali. Dokumen yang dibutuhkan juga sangat sederhana, hanya berupa foto KTP, foto tempat usaha, dan Kartu Keluarga (KK). Dalam fasilitas pembayaran tempo ini, Qasir bekerja sama dengan beberapa perusahaan teknologi finansial (fintech) yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di antaranya Qazwa, KoinWorks, dan Hijra.

Tertarik, BossQ?

Pembayaran Tempo, Solusi Pembiayaan Toko Kelontong Indonesia

Salah satu merchant yang sudah menikmati fasilitas pembayaran tempo adalah Pak Jayadi, pemilik toko kelontong Sahabat Setia di daerah Pejaten, Jakarta Selatan. Karena riwayat pembelanjaan yang lancar, Pak Jayadi bahkan sudah pernah mendapatkan fasilitas ini sebanyak lima kali, dengan total kredit lebih dari Rp30.000.000,00.

“Kalau biasanya, untuk belanja banyak kita harus menunggu uang modal terkumpul dulu. Padahal, permintaan pembeli sudah banyak dan tidak bisa menunggu. Sekarang, kita bisa belanja banyak dulu untuk stok dan memenuhi permintaan, sedangkan pembayarannya nanti setelah uangnya berputar. Fasilitas ini benar-benar membantu saya yang sedang merintis kembali usaha kelontong yang sebelumnya pernah tutup,” jelas Jayadi. Jika pembelanjaan stok barang dagang dilakukan melalui aplikasi Qasir, pelunasan pembayaran dilakukan langsung dengan cara transfer ke fintech yang dipilih. Dalam pelunasan pembiayaannya, Pak Jayadi bisa memilih beberapa pilihan tenor, yaitu 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari.

Selain pencatatan dan pembiayaan, solusi ketiga yang ditawarkan aplikasi Qasir untuk manajemen usaha adalah belanja barang dagang secara grosir. Sebagaimana kita ketahui, pemilik toko kelontong senantiasa memutar otak untuk mendapatkan barang dengan harga yang murah, meski selisihnya hanya sedikit.

Dengan kesadaran akan kendala harga belanja stok, Qasir menjembatani agen besar dan toko kelontong agar para pelaku usaha terkait bisa melakukan jual-beli barang grosir secara online melalui aplikasi Qasir. Dengan memotong rantai nilai (value chain) dalam usaha, kedua pihak mampu mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Terkait pengiriman, semuanya pun akan diurus oleh Qasir dengan ongkos kirim yang sangat terjangkau.

Bersama Qasir, pengusaha toko kelontong mampu mendapatkan solusi dalam pencatatan, modal, serta belanja barang usaha. Tidak berhenti sampai di sini, Qasir pun menghadirkan solusi berupa edukasi bagi para pengusaha penggerak ekonomi bangsa.

Aplikasi yang canggih dan sistem yang sempurna tidak akan ada artinya jika tidak didukung dengan kesadaran para pengusaha untuk memperbaiki manajemen usahanya. Qasir mendedikasikan diri penuh untuk pemberdayaan UMKM, termasuk melalui pola pikir dan pengetahuan yang mumpuni. Karena itu, Qasir terus berupaya memberikan edukasi yang persuasif, seperti melalui para Mitra yang diterjunkan langsung kepada para merchant serta sejumlah workshop dan seminar bervariasi. Program ini bukan hanya dilakukan di Jakarta, namun juga di beberapa daerah seperti Bandung, Yogyakarta, Malang, sehingga harapannya dapat menghadirkan manfaat secara lebih luas dan merata. Edukasi semacam ini rutin diselenggarakan secara mandiri oleh Qasir maupun secara kolaboratif dengan berbagai pihak yang memiliki visi sama dalam memajukan para pelaku usaha mikro dan pedagang kecil. Berupaya bersama untuk kemajuan bersama pula.

Apakah kamu salah satu dari sekian banyak pemilik toko kelontong di Indonesia? Atau mungkin kamu punya kerabat dan kenalan yang mengembangkan usaha serupa? Bukan kebetulan kamu mendapatkan informasi ini. Bisa jadi Qasir merupakan solusi tepat untuk segala kendala usaha serta pendukung yang tepat agar kualitas bisnis semakin meningkat. Toko kelontong tidak harus kalah dari toko swalayan, tapi dengan strategi dan tata kerja yang tepat, jenis usaha ini mampu bertahan menjadi andalan.

Pilihannya ada di tangan kamu, BossQ.

#Qasir

Share artikel ini